CIREBON, ZONACIREBON.COM – Denyut ekonomi dan seni budaya di kawasan wisata batik Trusmi kembali dibangkitkan.
Pemerintah Kabupaten Cirebon bersama warga dan komunitas seni menggelar Pagelaran Seni dan Budaya di Sentra Pasar Batik Trusmi, Kecamatan Weru, Jumat (18/7/2025), secara swadaya tanpa anggaran APBD.
Kegiatan ini menjadi momentum awal revitalisasi Trusmi sebagai pusat wisata dan ekonomi kreatif di Kabupaten Cirebon.
Baca Juga:Geger! 603 Ribu Penerima Bansos Terindikasi Judi Online, Ini Langkah Tegas KemensosAkademi Persib Cimahi Juara Dunia Gothia Cup U13 2025, Libas Wakil Tuan Rumah 5-1 di Final
Gelaran tersebut menghadirkan beragam pertunjukan seni tradisional, mulai dari Tari Topeng Barong, Topeng Kelana, hingga atraksi Barongsai, yang menarik perhatian warga dan wisatawan.
Wakil Bupati Cirebon, H. Agus Kurniawan Budiman atau yang akrab disapa Jigus, mengapresiasi keterlibatan semua pihak dalam menyukseskan kegiatan ini.
Ia menyebut kegiatan ini lahir dari semangat gotong royong antara pemerintah, TNI, Polri, pedagang, dan masyarakat sekitar.
“Ini murni inisiatif bersama. Kami ingin menghidupkan kembali Trusmi bukan hanya sebagai pusat batik, tapi juga ruang terbuka budaya, kuliner, dan UMKM,” ujar Jigus..
Dalam beberapa bulan terakhir, kawasan Pasar Batik Trusmi mengalami sejumlah pembenahan fasilitas umum seperti tempat pertunjukan, mushala, dan sarana air bersih kini tersedia.
Jalur utama juga lebih tertib setelah pedagang kaki lima direlokasi dari Jalan Syekh Datul Kahfi ke Jalan Haji Abbas.
Kini, Jalan Datul Kahfi resmi ditetapkan sebagai Kawasan Tertib Lalu Lintas (KTL).
Baca Juga:Persib Pemusatan Latihan di Thailand Jelang Liga 1, Ini Daftar 24 Pemain yang Dibawa Bojan HodakTimnas Indonesia Selangkah Lagi ke Piala Dunia 2026! Ini Jadwal dan Lawan Berat Garuda di Ronde 4
Jigus menyebut bahwa pertunjukan seni di Trusmi akan rutin digelar setiap malam Sabtu, Minggu, dan Senin.
Ia optimistis, konsistensi ini akan meningkatkan daya tarik wisata serta mendorong pertumbuhan ekonomi pelaku UMKM dan seniman lokal.
“Kami ingin menjadikan Trusmi sebagai simpul baru ekonomi kreatif, bukan hanya ikon batik, tapi juga pusat interaksi budaya dan masyarakat,” tambahnya.
Untuk mendukung para pedagang yang belum tertampung di kios Jalan Haji Abbas, Pemkab Cirebon tengah mendata sekitar 30 hingga 40 toko kosong agar bisa segera difungsikan.
Pemkab juga telah berkoordinasi dengan Dinas Koperasi dan UKM serta Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) untuk menampung para pedagang yang belum memiliki tempat usaha.
“Kami sedang mendata sekitar 30 hingga 40 toko yang belum difungsikan di Jalan Haji Abbas agar bisa dimanfaatkan oleh pedagang lainnya,” jelas Jigus.