“Kesiapsiagaan bukan sekadar alat atau peralatan. Ini soal komitmen, kecepatan bertindak, dan rasa empati terhadap sesama,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Edo juga mengapresiasi sinergi lintas sektor—mulai dari TNI/Polri, perangkat daerah, komunitas, hingga media.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada BPBD Provinsi Jawa Barat atas penghargaan yang diberikan kepada Kota Cirebon sebagai penyelenggara terbaik Posko Kolaborasi Arus Mudik dan Balik Lebaran 2025 untuk wilayah Ciayumajakuning.
Baca Juga:Pemkab Cirebon Resmikan Layanan Darurat 112 Siaga Katon, Gratis dan Aktif 24 JamTiket Indonesia Vs China di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Ludes, PSSI Buka Penjualan Lanjutan Mulai 19 Mei
Tenaga Ahli BNPB, Brigjen Pol (Purn) Ary Laksmana Widjaja, yang turut hadir, mengapresiasi langkah strategis Pemkot Cirebon.
Ia menyebut posisi geografis Cirebon yang dekat laut dan dilintasi aliran sungai dari wilayah lain menjadikannya rentan terhadap bencana.
“Perlu kesiapsiagaan dan antisipasi yang serius. Saya mengapresiasi pendekatan pentahelix yang dilakukan Pemkot Cirebon, melibatkan unsur pemerintah, masyarakat, akademisi, dunia usaha, dan media,” katanya.
Ia menegaskan bahwa Kota Cirebon menunjukkan kesiapan menghadapi bencana, baik hidrometeorologi basah maupun kering.
Apel dan gladi ini diharapkan menjadi momentum untuk memperkuat solidaritas dan kewaspadaan bersama.
Pemerintah Kota Cirebon ingin menegaskan diri sebagai kota yang tidak hanya siap secara fisik, tetapi juga tangguh secara sosial dan peduli terhadap keselamatan warganya. ***