CIREBON, ZONACIREBON.COM – Wali Kota Cirebon, Effendi Edo, menegaskan bahwa Kota Cirebon tak lagi bisa dianggap sebagai wilayah aman dari bencana.
Hal ini disampaikannya saat memimpin Apel dan Gladi Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Banjir tingkat Kota Cirebon di Lapangan Kebon Pelok.
“Kita tidak bisa lagi menganggap Cirebon sebagai zona aman. Data menunjukkan lonjakan signifikan dalam lima tahun terakhir,” ujar Edo seperti dikutip dari laman resmi Pemkot Cirebon, Sabtu (17/5/2025).
Baca Juga:Pemkab Cirebon Resmikan Layanan Darurat 112 Siaga Katon, Gratis dan Aktif 24 JamTiket Indonesia Vs China di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Ludes, PSSI Buka Penjualan Lanjutan Mulai 19 Mei
Ia menyebutkan, sepanjang tahun 2024 terjadi 154 kejadian bencana di Kota Cirebon. Angka ini meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun 2020 yang mencatat 88 kejadian.
Bencana yang terjadi beragam, mulai dari banjir, rob, tanah longsor, kekeringan, angin kencang, hingga kebakaran. Puncak kejadian terjadi pada Januari, Februari, dan Desember.
Pada Januari 2025 saja, banjir telah merendam 13 kelurahan dan berdampak pada lebih dari 58.000 warga. Dalam tiga bulan pertama tahun ini, tercatat tujuh banjir besar menghantam sejumlah wilayah.
Situasi ini mendorong Pemerintah Kota Cirebon untuk menetapkan status Siaga Darurat sejak 1 November 2024 hingga 31 Mei 2025.
Menanggapi kondisi tersebut, Pemkot Cirebon telah melakukan berbagai langkah mitigasi.
Dari sisi struktural, dilakukan normalisasi sungai dan saluran drainase di titik-titik rawan seperti muara Sungai Cipadu dan Sungai Cikalong, bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung dan dinas terkait.
Sementara mitigasi non-struktural dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat.
Saat ini terdapat 12 Kelurahan Tangguh Bencana yang aktif serta satu satuan pendidikan aman bencana yang dijadikan percontohan.
“Papan evakuasi dan titik kumpul darurat juga telah diperluas hingga ke tingkat RW. Ini bagian dari upaya membangun budaya siaga di semua lapisan masyarakat,” jelas Edo.
Baca Juga:Jangan Main-Main! Ini Pesan Tegas Mensos Gus Ipul pada Kepala Daerah dalam Seleksi Siswa Sekolah RakyatBupati Cirebon Luncurkan Program Desa Sehat di Bakung Lor, Jadi Contoh Penanganan Stunting
Wali kota juga menyampaikan tiga arah kebijakan utama dalam penguatan kesiapsiagaan ke depan.
Pertama, memperkuat literasi kebencanaan melalui edukasi dan simulasi di sekolah, puskesmas, dan rumah ibadah.
“Kedua, meningkatkan sistem deteksi dini dan respons cepat melalui posko siaga bencana di tiap kecamatan,” kata Edo.
Yang ketiga, lanjutnya, membangun budaya gotong royong sebagai bentuk ketangguhan sosial.