Cegah Bahaya Pneumonia dan Diare pada Balita, Dinkes Cirebon Bakal Genjot Imunisasi 

Koordinasi
Dinkes Kabupaten Cirebon menggelar pertemuan koordinasi lintas sektor dan lintas program di Hotel Aston Cirebon, Rabu (30/4/2025). Foto: Diskominfo
0 Komentar

CIREBON – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon mengeluarkan peringatan serius terkait ancaman pneumonia dan diare yang masih menjadi penyebab utama kematian bayi dan balita di daerah tersebut.

Upaya pencegahan terus digencarkan melalui program imunisasi, namun capaian di lapangan dinilai masih jauh dari target.

Hal itu terungkap dalam Pertemuan Koordinasi Lintas Sektor dan Lintas Program yang digelar di Hotel Aston Cirebon, Rabu (30/4/2025).

Baca Juga:Persib Siap Kunci Gelar Juara Liga 1 2024/25 saat Hadapi Malut UnitedHadiri May Day 2025, Prabowo Tegaskan Komitmen Tegakkan Hukum dan Selamatkan Kekayaan Negara!

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Cirebon, Nurpatmawati, mengatakan bahwa pemerintah telah menetapkan Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Pneumonia dan Diare 2023–2030 melalui pendekatan 3P: perlindungan, pencegahan, dan penatalaksanaan.

“Imunisasi PCV dan Rotavirus menjadi langkah utama untuk mencegah dua penyakit mematikan ini,” ujarnya.

Namun, data menunjukkan bahwa cakupan imunisasi di Kabupaten Cirebon belum memadai.

Pada tahun 2024, imunisasi PCV baru mencapai 79% dan Rotavirus 83%, masih di bawah target nasional 95%.

Lebih memprihatinkan lagi, tingkat dropout dari dosis pertama ke dosis ketiga cukup tinggi: 13,8% untuk PCV dan 8,6% untuk Rotavirus.

Bahkan masih ditemukan bayi zero dose, yaitu bayi yang belum pernah mendapat imunisasi sama sekali.

“Masalah lain seperti pendataan yang belum sinkron, rendahnya input data ke aplikasi ASIK, dan kurangnya mobilisasi masyarakat menjadi tantangan besar di lapangan,” jelasnya.

Untuk mengatasi persoalan ini, Dinkes menekankan pentingnya keterlibatan lintas sektor.

Baca Juga:Menag Nasaruddin Umar Tiba dari Arab Saudi, Pastikan Kesiapan Layanan dan Petugas Haji 2025Dari Terpuruk ke Trending! Kunjungan Wisatawan Tembus 1 Juta, Inilah Langkah Pemkab Cirebon di 2025

penanganan isu ini, lanjutnya, membutuhkan kolaborasi berbagai pihak di luar Dinas Kesehatan.

“Peran camat, kepala desa, dan lembaga kemasyarakatan sangat vital. Posyandu harus diperkuat, dan edukasi masyarakat perlu digencarkan melalui media lokal dan jaringan sosial berbasis desa,” tambah Nurpatmawati.

Dinkes juga menyiapkan sejumlah strategi prioritas, antara lain meningkatkan mobilisasi sasaran imunisasi di desa dan kecamatan, serta sinkronisasi data antarprogram di tingkat puskesmas

Selain itu, melakukan integrasi program kesehatan ke dalam kegiatan masyarakat desa

Terakhir, penguatan literasi imunisasi melalui media dan komunitas

“Keberhasilan imunisasi tidak hanya menyelamatkan nyawa bayi dan balita, tetapi juga memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap layanan kesehatan dan meningkatkan performa daerah dalam pembangunan kesehatan,” pungkasnya. ***

0 Komentar